SAUMLAKI, SentralPolitik.com _ Moses Amukwaman Ratusan Buarlele, sosok pengusaha muda yang tak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Tanimbar, kembali bertandang ke daerahnya, Kamis (20/03/2025).
Di November 2023 lalu, pria yang akrab disapa Bro Moses ini juga sempat ke Tanimbar. Ia ingin mencalonkan diri dalam konstalasi Pemilukada lalu. Sayang niat mulia itu kemudian ia urungkan.
Kini ia bertandang di daerah bertajuk Duan Lolat itu. Masih dengan satu tujuan mulia, inginkan agar Tanimbar bisa pulih dan bangkit dari keterpurukan perekonomian lesu beberapa dekade ini.
LATAR USAHA
Selain geluti dunia usaha, Bro Moses Buarlele ternyata adalah seorang mantan Penerbang. Ayahnya Caspar Buarlele merupakan putra asal Desa Amtufu (Lorulung).
Sederet pengalaman kerja dari putra Tanimbar kelahiran Kebumen 1981 ini yakni, pernah menjadi Penerbang Airfast Indonesia, Air Asia, Air Pasific Fiji, dan Merpati.
Ia pernah menjabat Komisaris pada PT Baliem Sejahtera, Komisaris PT. Samudra Karya Laut, Makmur Berkah Alami, dan Karios Cendrawasih Energi sampai saat ini.
Selain itu, pernah sebagai Advaicer Menhub dari 2012-2021 dan Penasehat Direksi Pelita Air, Advaicer Menteri Perdagangan 2021-2024, serta Advaicer Satgas Pangan Menko Pangan 2025 sampai saat ini.
Sementara pengalaman organisasi meliputi, Pengurus PMKRI Wilayah Depok (1999), DPP HIPMI (2005-2008), DPP Federasi Pilot Indonesia (2003-2008), KADIN Pusat (2010-2015).
Waketum Vox Point Indonesia 2017 sampai sekarang, Pelayan Gereja serta Asosiasi Nelayan Indonesia sejak 2020 hingga kini.
SOWAN Ke UNLESA DAN SYAHBANDAR
Dalam kesempatan lawatannya, Bro Moses meluangkan waktu sowan ke Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Saumlaki, Rodriego Dias.
Ia juga menemui Rektor Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA), Ferly A. Sairmaly, S.E., M.Si.
Dan membagi motivasi serta ide cemerlang soal pengembangan perekonomian bagi kaum milenial kepada mahasiswa dan dosen pada kampus ternama di Saumlaki itu.
Dalam pertemuan bersama Kepala Syahbandar Saumlaki, sosok Putra Amtufu ini membahas berbagai peluang bisnis untuk menghidupkan kembali sendi-sendi perekonomian Tanimbar.
Apalagi Pelabuhan Yos Sudarso Saumlaki merupakan pintu masuk dan pintu keluar utama, melalui moda transportasi laut.
Baginya menjalin kerjasama ekspor impor kebutuhan pasar yang tentunya harus memiliki moda transportasi laut yang memadai. Semisal kapal bermuatan cargo, dan Tol Laut yang kerap singgah di Saumlaki.
Ia kemudian meminta pihak Kesyahbandaran dapat memberikan informasi tentang jenis, jumlah dan jadwal kapal yang menghubungkan Tanimbar dengan beberapa wilayah lain.
Sebab dengan data tersebut, pihaknya dapat bekerjasama dengan pihak Consignee dan melakukan penyesuaian untuk pengiriman dan penerimaan kebutuhan pasar.
Selain kapal, juga membutuhkan Jasa Pengguna Transportasi (JPT) agar distribusi barang dapat terakomodir dengan aman dan lancar.
“Ini adalah bagian dari pelayanan jasa. Kontainernya harus bagus. Kontainer Reever ada yah? Kalau ada, peti kemas berpendingin untuk mengangkut barang yang sensitif terhadap suhu seperti ikan dan lain,’’ katanya.
Mereka yang ada di luar sana butuh hasil yang ada di Tanimbar, begitupun ada jenis barang atau kebutuhan lainnya yang diperlukan di Tanimbar.
‘’Jika kegiatan ini lancar, tentunya perekonomian di daerah ini juga berjalan baik,’’ katanya saat bertatap muka dengan Syahbandar.
‘’Teman-teman di sini sebagai Consignee. Jasa Pengguna Transportasi (JPT) juga harus ada agar ekspedisi dan logistik aman,“ ingatnya.
Keinginan mengembangkan daerahnya semakin kuat sehingga dalam kesempatan kunjungan benar-benar ia manfaatkan untuk berkoordinasi.
Ia bahkan mengungkapkan jika di bulan April mendatang, sudah ada kapal yang dari Surabaya untuk mengangkut kebutuhan pasar sesuai survei yang ia lakukan.
Untuk itu selain jadwal dan jumlah kapal dari dan ke Tanimbar, jumlah dan jenis kontainer juga perlu menjadi perhatian.
Selain berkoordinasi dengan pihak kabupaten, ia juga membangun koordinasi intens dengan pihak Pemerintah Provinsi Maluku untuk tujuan itu.
Menjawab keinginan Moses untuk berinvestasi di Tanimbar, Kepala Syahbandar merespon dengan baik.
Rodriego Dias katakan akan menerima masukan yang tujuannya untuk pengembangan daerah ini menuju taraf yang lebih baik.
Dias mengaku konektivitas daerah lain dengan Tanimbar terkait kapal PELNI masih terbatas.
Untuk hal ini, pihaknya terus bangun koordinasi dengan pemerintah agar ada penambahan titik-titik singgah baru yang menghubungkan wilayah barat dan timur agar bisa sampai di Tanimbar.
“Selama ini kapal PELNI yang melayari Indonesia ada sekitar 20-an, dan sampai saat ini belum ada penambahan,“ ungkap Syahbandar.
Sementara untuk kapal Perintis, juga ada permintaan kepada pihak Kemenhub untuk penambahan.
Sejauh ini Saumlaki selama ini hanya miliki 4 trayek Perintis, 3 milik swasta dan 1 penugasan PELNI.
“Untuk Perintis ada Sabuk Nusantara 71, 72, 73, dan 104. Kalau Sanus 104 adalah Penugasan PELNI,“ jelasnya.
TOL LAUT
Terdapat 3 Tol Laut yang singgahi Tanimbar. Sedangkan untuk pelabuhan atau wilayah kerja berjumlah 11.
Selain itu untuk kontainer 20 feet (Twenty-foot Equivalent Unit TEUs) kering tersedia sebanyak 45 unit dan 3 unit berjenis Reefer muatan basah yang butuh pendingin.
“Kita di sini ada 11 pelabuhan atau wilayah kerja. Tiga tol laut menyinggahi Saumlaki. Untuk Saumlaki, kuota Tol Laut-nya ada 48, diantaranya 45 sendiri TEUs kering dan 3 Reefer atau basah,“ beber Dias.
Tol Laut ini juga singgahi beberapa pelabuhan lainnya sehingga ada muatan balik sehingga bisa memanfaatkan kontainer kosong untuk memuat hasil dari Saumlaki.
Di Tanimbar belum ada Jasa Pengguna Transportasi sehingga kedepannya harus ada sehingga distribusi barang ke pelabuhan menjadi lancar dan aman. (*)