MOROTAI, FordataNews.com _ Para Frater Tor Sivas Tobelo dan OMK Paroki St Hati Kudus Yesus (HKY) Morotai sukses melakoni Balada Jalan Salib Hidup pada Jumat Agung (18/4/2025) di Daruba, Pulau Morotai Propinsi Maluku Utara.
Balada Jalan Salib Hidup ini berlangsung untuk mengenang Kisah Sengsara Yesus Kristus di Taman Getzemani hingga di Puncak Golgota.
Balada Jalan Salib diperankan Orang Muda Katolik (OMK) Santo Ambrosius Cendana yang di sutradarai oleh tiga orang Frater Pastoral dan Pastor Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) Morotai, RD. Tinus Ohoiwutun.
Prosesi mulai tepat Pukul 12.00 WIT. Terik matahari di Bumi Moro yang begitu panas tidak mengurangi semangat umat katolik yang datang mengikuti Balada Penyaliban Yesus.
Umat Katolik Morotai antusias mengikuti ritual dengan hikmat.
Pulau Morotai sendiri oleh Santo Fransiskus Xaverius saat menyebarkan Katolik sebagai Tanah Harapan.
14 PERHENTIAN
Terdapat 14 Perhentian Jalan Salib saat prosesi berlangsung.
Mulai saat Yesus dijatuhi hukuman mati, Yesus memanggul Salib, Yesus jatuh pertama kali dan Yesus berjumpa dengan ibu-Nya.
Selanjutnya Yesus ditolong oleh Simon dari Kirene, Wajah Yesus diusap oleh Veronika, Yesus jatuh kedua kalinya, Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya.
Berikutnya Yesus jatuh untuk ketiga kalinya, Pakaian Yesus ditanggalkan, Yesus di salibkan. Yesus wafat di Kayu Salib, Yesus di turunkan dari salib dan Yesus di-makam-kan.
MENELADANI
Maknai perjalanan Kisah Sengsara, Pastor Tinus mengingatkan bagi Umat Katolik Pulau Morotai senantiasa hidup meneladani pengorbanan Yesus Kristus.
“Berpuasa dan mencintai Tuhan Yesus dengan saling mengasihi serta melayani satu sama lain tanpa memandang suku dan agama,” pesan Pastor Tinus.
Ia berharap Umat Katolik dapat merefleksikan Tri Hari Suci dengan mengenangi perjalanan pengorbanan Yesus di Kayu Salib hingga pesta kemenangan kebangkitan Kristus.
“Pada momen ini, kita merefleksikan pengorbanan Yesus demi umat Manusia, merendahkan hati, menumbuhkan cinta kasih, melayani antar sesama suku agama serta memupuk persaudaraan yang sejati. Pada intinya bahwa Yesus datang untuk melayani bukan untuk dilayani,” ingatnya.
PENGAMPUNAN
Selanjutnya ia menambahkan, Jumat Agung adalah tentang pengampunan.
“Bahwa Penyaliban Yesus Kristus di Kayu Salib merupakan bentuk nyata cinta kasih Tuhan kepada umat-Nya, dengan mengampuni dosa-dosa manusia,” terangnya.
Yesus, lanjut Tinus, kerap menunjukkan kasih sayang-Nya kepada sesama, bahkan kepada mereka yang menyakiti-Nya.
KEBERAGAMAN
Skenario Balada Penyaliban Yesus Kristus berjalan dengan aman dan lancar.
Salah satu tokoh umat Katolik Morotai, Imelda Lelamula mengaku perjalanan balada jalan salib berjalan dengan lancar menunjukkan masyarakat Daruba sangat mendukung keberagaman.
“Keberagaman di Kabupaten Morotai tetap hidup,” katanya sambil mengucapkan terima kasih.
Turut mengamankan prosesi aparat dari Polres Pulau Morotai dan anggota TNI AU Lanud Morotai. (*)